Kunyit / (Curcuma longa Linn.) |
yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan lobster air tawar (Cherax
quadricarinatus) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila penyebab ekor
melepuh, hal ini berarti menolak H0 dan menerima H1. Hasil uji BNT menunjukkan
bahwa perlakuan E(25%) dan D(20%) memberikan hasil kelulushidupan terbaik
sebesar 80,29%, diikuti oleh perlakuan C(15%) sebesar 63,43% ; B(10%) sebesar
54,98%, kemudian perlakuan A (5%) sebesar 51,14%. Berdasarkan analisis
polynomial orthogonal, hubungan antara konsentrasi larutan kunyit (Curcuma
Domesika Val) dengan kelulushidupan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)
Page 2
berbentuk linier dengan persamaan Y = 1,67x + 40,94 dengan R2 = 0,63 dan r = 0,79.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan kunyit maka semakin tinggi
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila penyebab ekor
melepuh.
Pengamatan terhadap jaringan ekor lobster menunjukkan bahwa lobster sehat
menunjukkan kumpulan sel yang masih utuh dengan inti sel yang terlihat jelas dan
memiliki jaringan ekor yang utuh tanpa ada kerusakan. Lobster yang terinfeksi
menujukkan gejala nekrosis (matinya sel – sel suatu jaringan karena penyakit atau
tersumbatnya pembuluh darah) yang ditandai dengan hiperplasia (pembentukan
jaringan yang berlebih karena bertambahnya jumlah sel), sedangkan lobster yang
telah diobati jaringan ekornya kembali utuh dengan ditandai dengan organel –
organel dari sel yang
kembali utuh dan inti sel yang mulai kelihatan jelas.
Pengobatan lobster air tawar yang terserang ekor melepuh yang disebabkan oleh
bakteri Aeromonas hydrophila sebaiknya menggunakan konsentrasi larutan kunyit
dengan dosis 20%
Sumber :
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:EmDv6WBLmBkJ:elib.ub.ac.id/bitstream/123456789/25044/3/efektifitas-larutan-kunyit-untuk-pengobatan-penyakit-ekor-melepuh-pada-lobster-air-tawar-secara-invivo-%28Abstrak%29.ps+mengobati+ekor+melepuh&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id
0 comments:
Post a Comment