Thursday, August 11, 2011

Kepiting Sambal Balado & Lobster, Masakan Khas Gunung Sitoli Nias




Masakan Lobster di Gunung Sitoli Nias
Sumatera Utara - NBC— Ingin merasakan masakan dari luar Nias? Dulu keinginan semacam itu sulit untuk diwujudkan. Masyarakat Gunungsitoli mungkin tahu seperti apa bentuk bakso, tahu isi, pecal lele, atau ayam goreng Kentucky dari televisi tanpa tahu seperti apa rasanya. Namun hal itu bukan lagi mimpi, karena beberapa restaurant atau rumah makan, saat ini  menawarkan berbagai jenis kuliner yang terlebih dulu  ngetop diluar Nias.

Selain dikenal sebagai pusat perekonomian di Kepulauan Nias, Kota Gunungsitoli juga dikenal sebagai tempat menikmati berbagai jenis kuliner. Mulai dari ayam goreng ala KFC, sandwich hingga menu ekstrim seperti rendang biawak, tersedia di kota yang dijuluki ‘Kota Samaeri’ ini.

Tidak sulit menemukan tempat makan di kota yang berpenduduk sekitar 118.392 (2007)  jiwa ini, karena setiap tahun jumlahnya terus  bertambah. Bila beberapa tahun lalu warga hanya mengenal mie sop atau sate, sekarang situasinya jauh berbeda.

Café Uno misalnya, terletak dipusat kota, tepatnya di Jalan Ahmad Yani. Café yang mulai beroperasi sejak Maret 2010 ini menawarkan hidangan yang biasanya dijumpai di kota besar. Menu yang ditawarkan café ini antara lain; potato wedges, kebab, sandwich dan chicken black pepper.

Nah, bagi pecinta kopi, Café Uno menyediakan kopi dengan berbagai varian rasa, seperti espresso, vanilla latte, coffelatte, cappuccino dan menu spesial uno mochacino, unocino dan numero uno ice blended. Untuk harga, pastinya tidak membuat kantong jebol, karena minuman dan makanan di Café Uno bervariasi antara Rp.8.000 hingga Rp.15.000.

Bagi penyuka seafood, beberapa tempat menyajikan menu spesial yang menggelitik lidah, seperti ikan bakar, cumi-cumi goreng tepung, udang rica-rica, kepiting sambal balado dan lobster.

Seperti Pondok Malta di Desa Gamo, yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota. Disini pelanggan dapat memilih sendiri ikan yang hendak dibakar.  Ada ikan merah, kakap atau kerapu, harga perkilogramnya antara Rp.30.000 hingga Rp. 40.000. Sembari mencicipi hidangan, pelanggan dapat menikmati pemandangan laut dari bilik pondok.

(Nias Bangkit / adt)

Sumber : Detik Food

0 comments:

Post a Comment