Thursday, August 4, 2011

Proses Moulting pada Lobster Air Tawar

Lobster Moulting (Clarkii Blue)
Proses Moulting pada Lobster Air Tawar atau dengan kata lain proses ganti kulit merupakan proses alamiah yang terjadi pada lobster. Lobster adalah adalah hewan dengan eksoskeleton (kerangka luar). Kerangka pada lobster tidak ikut tumbuh seiring pertumbuhan lobster. Apabila badan lobster membesar, lobster akan keluar dari kerangka lamanya dan membentuk kerangka baru. Dalam kondisi lingkungan yang baik, lobster akan terpacu untuk moulting, sehingga pertumbuhannya menjadi lebih cepat.


Moulting melalui proses yang bersifar hormonal. Setidaknya ada dua jenis hormon yang diketahui bertanggung jawab terhadap proses moulting, yaitu ecdysis dan MIH (Moult Inhibiting Hormon). Ecdysis berperan dalam proses moulting, sedangkan MIH berfungsi sebagai penghambat proses moulting.

Salah satu cara mengurangi MIH adalah dengan teknik ablasi atau teknik pemotongan salah satu mata lobster. MIH terletak pada batang mata lobster, dengan membuang mata tersebut, diharapkan kehadiran MIH bisa dihilangkan agar tidak ada yang menghambat proses moulting.

Moulting merupakan tahap kritikal dalam kehidupan lobster. Hampir 30% kematian terjadi pada saat moulting. Kematian terjadi dari akibat gagal moulting, infeksi patogen, dan akibat kanibalisme. Dalam proses moulting ditemui fenomena penyerapan kalsium dari kerangka lama yang disimpan dalam organ khusus dalam perut lobster (gastrolith).

Selama proses moulting, lobster cenderung tidak aktif dan berdiam diri dalam lubang persembunyiannya. Kalaupun bergerak akan lamban. Kulit lobster akan tampak keruh dimana hal ini adalah hal yang wajar.
Setelah proses moulting selesai, kulit lobster akan lunak dan perlu beberapa lama untuk menjadi keras kembali sehingga lobster nyaris tidak mempunyai perlindungan apapun terhadap musuh ataupun dari serangan lobster lainnya. Lobster memerlukan tempat persembunyian yang aman agar bisa terlindung dari serangan lobster atau hewan lain. Setelah itu mereka akan aktif dan makan lebih banyak. Selama masa pertumbuhan kulitnya lobster memerlukan kalsium yang cukup.

Secara ringkas, proses moulting melalui empat tahap yaitu: proecdysis, ecdysis, metcdysis dan intramoulting.

1. Proecdysis
Proecdysis merupakan tahap persiapan moulting. Pada tahap ini sel-sel epidermis lobster memisahkan diri dari kutikel tua, dan mulai menyiapkan diri membentuk kerangka luar baru. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith. Lobster akan berhenti makan pada tahap ini. Kebutuhan energi selanjutnya selanjutnya diambil alih oleh hepatopancreas yang akan menyuplai energi selama moulting berlangsung.

2. Ecdysis
Tahap ini merupakan tahap pelepasan diri dari kerangka lama. Pada saat baru keluar, kutikel lobster dalam keadaan masih lunak. Pada fase ini terjadi penyerapan air secara cepat oleh tubuh lobster.

3. Metecdysis
Dalam tahap ini terjadi pemindahan mineral kalsium dari kalsium ke kutikel barunya sebagai bahan kerangka luar. Endokutikel juga terbentuk dan pada fase ini lobster sudah mulai makan. Pembentukan jaringan terjadi disertai dengan peningkatan sintesis protein dari DNA. Jaringan mulai menggantikan air yang diserap pada fase sebelumnya.

4. Intermoulting
Merupakan fase antar moulting. Pada saat kerangka luar dan pertumbuhan jaringan nyaris selesai, lobster mulai mengubah metabolismenya dari untuk keperluan pertumbuhan ke pemenuhan cadangan energi untuk disimpan dalam hepatopankreas. Cadangan ini diperlukan lobster untuk moulting berikutnya.

0 comments:

Post a Comment